Ilustrated |
Kisah inspirasi sang bocah – berikut adalah
puisi yang diciptakan oleh sang bocah mengenai syair – syair rakyat tentang
kepemimpinan nya saat ini. Simak puisi nya ya, silahkan tulis kritik dan saran
atau request puisi dikolom komentar.!!!
Oleh: Muhammad
Wahyu .S
Mulut
ini sulit untuk mengucap
Namun
hati ini begitu sangat mantap
Pergantian
tahun
Ganti
pula seorang pemimpin
Rasa
yang engkau jamu sudah membasi
Mengikuti
sebuah ambisi
Mau
dibawa kemana Negeri ini
Apabila
orang-orang datang tanpa permisi
Engkau diatas singgahsana
Sedangkan
para rakyat menderita
Mengertilah
Engkau
tak pantas lagi untuk memimpin negeri ini
Sudah
saatnya untuk diganti
Jadilah
masyarakat sejahtera dan mandiri
Sajak Dijalan Keheningan
Oleh:
Muhammad Wahyu Saputra
Kita! Tak boleh diam
kawan-kawan
Kita! Bukanlah bajingan
kampungan
Mereka menganggap lebih
rendah dari binatang
Menginjak-injak orang-orang
kelaparan
Seperti mereka yang
berdiri di atas tahta
Hanya bisa memerintah
layaknya penguasa
Dibalik batu besar
terdapat gua tempat bertapa
Para penjelma kuasa
terbuai kekayaan yang begitu menggoda
Berdoa dibalik
kesedihan
Ungkapan sajak yang
terucap kesegala tentang pengharapan
Merintih tangisan
dipinggir lautan
Kita! Tak pantas begitu
kawan-kawan
Tidak! Kita memang
orang pinggiran
Kita tak boleh diam
Kita tak boleh meratapi
kesendirian
Kita bukanlah
pecundang-pecundang yang ketakutan
Kita adalah penerus
bangsa
Menegakan keadilan para
penguasa
Pengabdi negeri pahlawan
berjasa
Membela Negara,
mati-matian dalam kehidupan sengsara
Ayolah! Maju tanpa
menyerah
jangan pernah jengah
Bangkit, berjuang
bagaikan dijajah
Melangkah, maju berani
berceceran darah
Kita kuat kawan-kawan
Apapun masalah tak menjadi hambatan
Bagaikan ombak yang
menerjang batu karang
Namun tak pernah goyang
Ayo, kita teriakan lagi
Pejuang pribumi
Pejuang negeri ini
Hilangkan ambisi
Kita gelorakan lagi
Patriot pembela negeri
Semangat yang membakar
bagaikan api
Jangan meratapi
kekalahan yang pernah terjadi
Hantam ungkap penghujat
Jangan sampai terjerat
Jangan, jangan menjadi
orang bejat
Dalam renungan kita
melarat
Kita teriakan lagi
Derita penghuni negeri
Korban kekosongan ini
Kita tak mungkin terus
begini, kawan-kawan
Ayo bangkit kembali
Kita turun kejalan
Berikan ruang
kemanusiaan
Tunjukan bukti
kebenaran
Semua tergantung pemimpin negeri
Akankah membenahi permasalahan
yang terjadi
Robekan kertas hitam dan
jangan terulang kembali
|Musi
Rawas, 22 januari 2019|
Amunisi Politik
Oleh: Muhammad Wahyu .S
Satu langkah itu pasti
dua langkah mempunyai
arti, dan
tiga lagkah adalah
makna dan solusi
Beribu-ribu langkah
akan ia lampaui
Mengulang kembali
sejarah yang telah terjadi
Berulang-ulang ia
pehami dan
Berulang-ulang ia tak
mengerti
Ia bukanlah spiderman
ataupun iron man
Hebat dan kuat dalam
menghadapi sebuah permasalahan
Ia hanyalah amunisi
politik yang siap menembak
Tanpa ada ragu ia telah
bergelut disebuah perdebatan
Sebuah lagu dinyanyikan
Lingsir wengi lagunya
Dipertengahan malam ia
menyanyikannya
Dengan lantunan yang
lembut namun sangatlah mengerikan
Tak sadar ia ketiduran
Lagu yang ia nyanyikan
seketika berhenti
Lampu seketika mati dan
Tiba-tiba suasana
menjadi sepi
Malam telah berlalu
Saat nya ia melanjutkan
aksi
Tidak perlu basa-basi
Ia langsung pergi
Satu-persatu rumah ia
datangi
Bersilaturahmi dan
bercengkrama sesuai isi hati
Memberikan selembar
kertas yang sangat berarti
Suatu hal yang baik
Tetapi tidak mempunyai
kode etik
Yang mencerminkan seorang
pemimpin yang baik
Apakah
itu cocok untuk dipilih?
Warna
kini berubah menjadi hitam
Diatas
kertas putih ia menorehkan
Sebuah
catatan yang ia bangga-banggakan
Kotak
suara banyak ia dapatkan
Begitupun
tunai yang ia keluarkan
Namun
apadaya
Rakyat
miskinlah yang menjadi korban
Janji
hanya sekadar janji
Tidak
ia tepati dan tidak ada aksi
Realisasi
kini tidak mempunyai arti
Rusak
dan hancur Negara ini
-Curup, 11 Novembar 2018-
Gelora Pemuda
Oleh: Muhammad
Wahyu .S
Semua
orang bersorak ramai
Datang
dengan ramai-ramai
Mengamuk
karena hati yang marah
Siapa
disini yang bersalah?
Mengancam
untuk bergegas melakukan tindakan
Sebuah
janji yang terabaikan
Bangkitlah
pemuda
Jadilah
pemuda yang berguna untuk bangsa
Abaikan
orang yang hanya bisa berjanji
Janji
hanya sekadar janji
Pilihan
sangatlah menentukan
Kemana,
dimana
Negeri
ini berjalan
Bila
rakyat masih banyak yang menderita
Maka
engkaulah kunci dari ini semua
Tersedat Ego
Oleh: Muhammad
Wahyu .S
Desak
mendesak
Hidup
tidak ada yang mudah
Proses
akan menjadi sebuah perjalanan kehidupan
Sang
waktu biarlah bertemu, tanpa penghujung sang waktu akan tetap berlalu
Kesana-kemari
untuk mencari solusi
Menguatkan
hati untuk tetap bisa berdiri
Jemari-jemari
ku sudah tak kuat lagi
Untuk
menahan sebuah dorongan yang engkau beri
Yang
engkau beri bukanlah perkara hati
Namun,
egolah yang saat ini menyalahkan arti
Enyahlah
dari hidup ini
Enyahlah
mulai saat ini
Penghujung
waktu telah menunggu
Saatnya
pulang dan berpangku
Wahai
jasad dan raga
Rohmu
itu bergelantungan kemana-mana
Sehingga
menakutkan orang yang tak tau apa-apa
Ego
tetaplah ego, yang ku maksudkan adalah dirimu
Taukah
kamu, berapa banyak orang yang tersakiti oleh mu?
Berapa
perasaan yang kau hancurkan menjadi abu?
Terlalu
banyak, ataukah hanya satu yang engkau tahu?
Diri
ini mulai melangkah
Satu
persatu pergi dari tempat itu
Gelap
terang gelap terang
Lampu
itu mati menyala
Seperti
ada seseorang yang mempermainkannya
Malam
ini bukanlah malam jumat
Dirimu
keluar pada saat ini
Menakuti
orang-orang untuk dapat bertemu
Dan
berkata “maafkanlah diriku”
Semua
ini telah menjadi abu
Habis
tak tersisa
Tinggalah
dirimu yang ada dipenghujung waktu
Derita Pribumi
Oleh: Muhammad
Wahyu Saputra
Jangan
biarkan mereka beraksi
Memberontak
negeri melangkah berambisi
Terkuak
air dipesisir
Engkau
berdiam diri diatas pasir
Hewan-hewan
laut yang terbawa ombak
Menanti
diri yang lama terjebak
Biarkan
saja kami melangkah
Jiwa
semangat beranjak tanpa menyerah
Tidaklah
masalah datang dengan sendirinya
Menemui
orang yang setengah bernyawa
Memanglah
kami orang jalanan
Berdiam
diri dipinggir jembatan
Meminta
uang, hidup yang malang
Tanpa
kasihi, orang-orang pun datang
Usut-Usut
Politik
Oleh: Muhammad
Wahyu .S
Negara
ini seakan seperti benang yang kusut
Tak
sedikitpun engkau benahai tetapi kau malah menghasut
Sedangkan
yang lain menguliti tubuh ini
Engkau
hanya diam, tanpa sebuah aksi
Mau
dibawa kemana negeri ini
Apakah
akan terus seperti ini?
Apa
hanya seperti ini?
Cukupkah
untuk menafkahi?
Engkau
biarkan orang menghasut dengan selembar uang
Engkau
biarkan rakyat-rakyat biasa dibodohi oleh orang
Tolong
benahi
Untuk
negeri ini
Wahai
pemimpinku
Engkaulah
satu-satu nya penyelamat negeri ini
Bebaskanlah
dari keterpurukan
Kami
hidup seakan mempunyai banyak beban
Keluh
kesah kami terbayarkan
Engkau
berdiam diri seolah tak mempunyai dosa yang besar
Satu
persatu pasti akan terselesaikan
Jika
engkau melanjutkan perjuangan
Amat
sedih bila kau tak dapat berdiri
Seperti
pemimpin yang diharapkan selama ini
Cobalah
untuk sedikit mengorbankan untuk Negeri
Karena
engkaulah pejuang masa depan dan masa kini
Labels:
kumpulan puisi,
puisi rakyat
0 Komentar untuk "Kumpulan Puisi rakyat - 2019 Ganti Presiden"
Mohon untuk memberikan saran dan kritik demi penyempurnaan penulisan