Ilustrated of Mind |
Mengapa Berfilsafat Itu Susah? Lalu Bagaimana?
Banyak orang yang sedang menempuh pendidikan khusus nya
di perguruan tinggi yang takut dalam mempelajari ilmu filsafat dengan alasan susah
dan nanti nya membuat nya gila. Perspektif yang berbeda, menjadikan seseorang memiliki
karakteristik yang unik dan menarik dalam tanggapn nya. Apakah seperti itu
membuat orang semakin tidak ingin berpikir analitis tentang dunia pendidikan? Ya,
tentu saja mempunyai pengaruh besar. Karena dalam filsafat mengajarkan kita
untuk berpikir secara Radikal dan juga Universal. Dalam hal ini banyak yang
menjelaskan tentang filsafat seakan-akan tidak ada guna nya. Dalam kajian ilmu
pendidikan, apabila tidak ada lagi penemu atau filsuf setelah Charles Darwin dan
E. Enstein maka dunia ini tidak lah dapat berkembang secara optimal dalam
perkembangan nya.
Sebelum itu kita harus mengenal dengan kata Filsafat, yaitu berasal dari bahasa
yunani (φιλοσοφία) yang berarti philosophia. Philo artinya cinta dan Sophia artinya kebijaksanaan. So, filsafat
adalah “cinta kebijaksanaan”. Kajian masalah umum dan mendasar tentang
persoalan seperti eksistensi, pengetahuan, nilai, akal, pikiran, dan bahasa. Sudah
tahukan apa itu filsafat?.
Dalam hal ini, kita akan membahas tentang Filsafat Islam,
dimana Al-Qur’an dan Hadits adalah
sebagai Landasan. Kita tidak akan tersesat akan mempelajari filsafat dengan
argumentasi yang logis, dan beranalitis dengan rasional. Dengan demikian, semua
ilmu pengetahuan yang sifatnya logis dan rasionalis akan lebih mudah diterima
oleh akal dan pikiran. Selain dari itu, berfilsafat haruslah melihat objek
forma yang dapat dijadikan sebagai acuan pembelajaran, sistematis dan bernilai.
Tidak ada guna apabila berfilsafat tidak memiliki guna yang cukup idealis sebagai
ilmu pengetahuan yang produktif.
Didalam pembelajaran filsafat, semua membahas
tentang hakikat. Segala sesuatu yang ada dikehidupan pasti memiliki filosofi nya
masing-masing. Dengan kata lain, pencari akan kebijaksanaan atau kehikmahan
mempunyai nilai (vitae) dan faedah yang dapat digunakan dalam kehidupan
sehari-hari. Oleh karena itu, filsafat mengajak untuk berpikir lebih kritis dan
rasionalis.
Bukanlah mudah mempelajari filsafat, kita harus
bersiap untuk dapat berpikir lebih dalam dan sedalam-dalam nya tentang
persoalan yang ada dikehidupan ini. Wajar apabila filsafat dikatakan dengan the
mother of sains, karena segala ilmu pengetahuan berawal adanya berfilsafat. Filsafat
mempunyai peran penting dalam kehidupan, dengan adanya filsafat ilmu pendidikan
lebih berkembang dan maju sesuai dengan perkembangan zaman.
Kegilaan seseorang karena mempelajari filsafat bukan
faktor otak yang tak mempu menjangkau nya. Tetapi dengan ketidak stabilan dalam
belajar filsafat dan agama. Salah satu filsuf Al-Farabi berpendapat bahwa tidak
lah berguna apabila berfilsafat tidak berlandaskan oleh agama. Salah satu
sumber dimana ilmu pengetahuan mempunyai peran penting dalam kehidupan tidak
lain bersumber pada kepercayaan yang terdapat pada Al-Qur’an. Isi kandungan
yang terdapat didalam Al-Qur’an menjelaskan segala sesuatu yang ada dikehidupan
ini sebelum para filsuf-filsuf yunani kuno sampai filsuf islam berfilsafat. Apabila
terdapat kejanggalan pada berfilsafat maka dari itu Al-Qur’an lah sebagai acuan
yang utama.
Pada hakikat nya, segala ilmu pengetahuan berasal
dari dalam Al-Qur’an. Para filsuf itu hanyalah mengembangkan pemikiran yang ada
dalam kandungan Al-Qur’an. Terdapat pada surah Al-Zumar ayat 6 menjelaskan
bahwa tercipta nya manusia.
"Dia menciptakan kamu dari seorang diri
kemudian Dia jadikan daripadanya isterinya dan Dia menurunkan untuk kamu
delapan ekor yang berpasangan dari binatang ternak. Dia menjadikan kamu dalam
perut ibumu kejadian demi kejadian dalam tiga kegelapan. Yang (berbuat)
demikian itu adalah Allah, Tuhan kamu, Tuhan Yang mempunyai kerajaan. Tidak ada
Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia; maka bagaimana kamu dapat dipalingkan?"
Kata tiga kegelapan di atas merujuk pada tiga tahap
pertumbuhan bayi di dalam rahim. Hal itu sudah dibuktikan dengan adanya
perkembangan sains. Ilmu Biologi modern telah mengungkap bahwa pembentukan
embrio dalam bayi terjadi dalam tiga daerah yang berbeda dalam rahim ibu.
Dalam ayat lainnya, Allah SWT juga menjelaskan
tentang proses penciptaan manusia secara runtut. Misalnya dalam Qur’an Surah Al-Mu’minun : 12-14 :
(12) Dan
Sesungguhnya kami Telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari
tanah. (13)Kemudian kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam
tempat yang kokoh (rahim). (14) Kemudian air mani itu kami jadikan segumpal
darah, lalu segumpal darah itu kami jadikan segumpal daging, dan segumpal
daging itu kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu kami bungkus
dengan daging. Kemudian kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka
Maha sucilah Allah, Pencipta yang paling baik.”
Ada beberapa fase tentang penciptaan manusia
sebagaimana ayat di atas. Beberapa diantaranya seperti, pertama, ‘Sulalah min
thin’ (saripati tanah).
Saripati tanah yang dimaksud adalah suatu zat yang
berasal dari bahan makanan (baik tumbuhan maupun hewan) yang bersumber dari
tanah, yang kemudian dicerna menjadi darah, kemudian diproses hingga akhirnya
menjadi sperma. Fase ini disebut juga sebagai fase ‘turab’ (tanah). Sebagaimana
terdapat dalam Qur’an Surah Al-Hajj : 5.
“Hai manusia,
jika kamu dalam keraguan tentang kebangkitan (dari kubur), Maka (ketahuilah)
Sesungguhnya Kami telah menjadikan kamu dari tanah, kemudian dari setetes mani,
kemudian dari segumpal darah, kemudian dari segumpal daging yang sempurna
kejadiannya dan yang tidak sempurna, agar Kami jelaskan kepada kamu dan Kami
tetapkan dalam rahim, apa yang Kami kehendaki sampai waktu yang sudah ditentukan,
kemudian Kami keluarkan kamu sebagai bayi, kemudian (dengan berangsur- angsur)
kamu sampailah kepada kedewasaan, dan di antara kamu ada yang diwafatkan dan
(adapula) di antara kamu yang dipanjangkan umurnya sampai pikun, supaya Dia
tidak mengetahui lagi sesuatupun yang dahulunya telah diketahuinya. dan kamu
Lihat bumi ini kering, kemudian apabila telah Kami turunkan air di atasnya,
hiduplah bumi itu dan suburlah dan menumbuhkan berbagai macam tumbuh-tumbuhan
yang indah”.
Kedua, ‘Nuthfah’
(air mani). Makna asal kata ‘nuthfah’ dalam bahasa Arab berarti setetes
yang dapat membasahi. Dalam tafsir Al Misbah, yang dimaksud dengan nuthfah
adalah pancaran mani yang menyembur dari alat kelamin pria yang mengandung
sekitar dua ratus juta benih manusia, tetapi yang berhasil bertemu dengan ovum
wanita hanya satu.
Ketiga, ‘Alaqah’
(segumpal darah). Alaqah diambil dari kata alaqa yang artinya sesuatu yang
membeku, tergantung atau berdempet. Sehingga dapat diartikan sebagai sesuatu
yang bergantung di diding rahim.
Keempat, ‘Mudghah’
(segumpal daging). Dalam ilmu kedokteran, ketika sperma pria bergabung dengan
sel telur wanita intisari bayi yang akan lahir terbentuk. Sel tunggal yang
dikenal sebagai zigot dalam ilmu biologi ini akan segera berkembangbiak dengan
membelah diri hingga akhirnya menjadi segumpal daging. Melalui hubungan ini
zigot mampu mendapatkan zat-zat penting dari tubuh sang ibu bagi pertumbuhanya.
Kelima, ‘Idzam’
(tulang atau kerangka). Pada fase ini embrio mengalami perkembangan dari bentuk
sebelumnya yang hanya berupa segumpal daging hingga berbalut kerangka atau
tulang.
Keenam, ‘Kisa
al-‘idzam bil-lahm’ (penutupan tulang dengan daging atau otot).
Pengungkapan fase ini dengan kisa yang berarti membungkus, dan lahm (daging)
diibaratkan pakaian yang membungkus tulang, selaras dengan kemajuan yang
dicapai embriologi yang menyatakan bahwa sel-sel tulang tercipta sebelum
sel-sel daging, dan bahwa tidak terdeteksi adanya satu sel daging sebelum
terlihat sel tulang.
Ketujuh, ‘Insya’
(mewujudkan makhluk lain). Fase ini mengisyaratkan bahwa ada sesuatu yang
dianugerahkan kepada manusia yang menjadikannya berbeda dengan makhluk-makhluk
lain. Sesuatu itu adalah ruh ciptaannya yang menjadikan manusia memiliki
potensi yang sangat besar sehingga dapat melanjutkan evolusinya hingga mencapai
kesempurnaan makhluk.
Hai teman-teman, sudah jelas kah dari penjelasan
diatas bahwa berfilsafat mempunyai pengaruh penting dalam pembelajaran. Maka dari
itu dapat disimpulkan solusi berfilsafat yang baik yaitu:
1.
Pelajari apa itu
filsafat
2.
Bersikap ikhlas
dalam pembelajaran
3.
Berlandaskan Al-Qur’an
dan hadits
4.
Berpikir positif
5.
Berpikir radikal,
universal, logis, dan sistematis.
Oh iya teman-teman dalam mempelajari ilmu ini jangan
lupa berdo’a ya agar ilmu yang kita pelajari menjadi berkah dan dapat kita
realisasikan dalam kehidupan. Terimakasih, semoga bermanfaat.
0 Komentar untuk "Filsafat - Mengapa Berfilsafat Itu Susah? Lalu Bagaimana? "
Mohon untuk memberikan saran dan kritik demi penyempurnaan penulisan