Dunia Mahasiswa

Sajak rindu dan puisi rindu


Menahan Rindu Dipenghujung Waktu
Kurasa hari terasa berat, ketika semua ini akan berakhir dengan cepat. Ungkapan rasa rindu menemani waktu dikala hujan reda, menyampaikan semua yang tersirat dalam hati yang terdalam yang telah lama terpendam. Air yang jatuh, teramat keras menetes disela-sela genting yang telah rapuh. Sebagai pelindung diri ketika hujan telah menari-nari diatas awan hitam.
Tinta merah kutoreh kan diatas kertas putih yang kosong, menghiasi disetiap kata, sajak-sajak yang terarak. Lantunan puisi ku ucapkan dengan lirihan suara yang fals: merusak suasana, tak juga membahana. Tak jauh dari kata rindu, menahan yang tak tertahankan dipenguhujung waktu. Sang kalbu menjadi jalan yang dituju.
Alur tak tahu pasti, dimana hati bersinggah. Kasih sayang dan ucapan selamat malam yang tak lagi kujamah di setiap malam nya. Kurasa telah lupa dengan semua ini, sehingga tak lagi ada kabar indah yang menghiasi hari-hari ku.
Rasa jemu memulai melanda dijiwaku, kekaguman, kecintaan dan kesayangan tak jelas terukir didalam jiwa yang semu. Ini bukan salah mu, tetapi salah ku. Tak ingin mengungkapkan janji manis yang berujung pahit. Cukup berkomiten yang menjadi alur selanjutnya. Dimanakah akan berada? Atau akan terbuang sia-sia.
hay rindu, jangan pernah engkau pergi dikala hujan mengguyuriku.

Tentang Rindu
Oleh: M. Wahyu Saputra
Pagi telah hadir dikehidupanku
Meniti hati yang mulai sanyu
Ketika aku dan kamu tak lagi bersatu
Entah dengan alasan apa
Tetapi itu lah yang terjadi
Mentari bersinar pada siang hari
Dahi bercucur keringat dibawah atap rumah
Mencari suasana yang dingin dan ramah
Tak ada! Tak ada!

Berharap dia yang datang untuk menemaninya
Dengan hati yang tenang
Rasa senang dan perilaku mengagumkan
Datang dengan senyuman
Menyapa tanpa merana
Tersenyum tanpa terpaksa
Ungkapkan lah kata-kata indah
Bersama nya

Mencari sebuah nama dilembar kertas yang kusut
Tergesa-gesa dengan lincahnya berpindah arah
Pandangan mata kemana-mana
Rasa bingung yang kini melanda
Manata kehidupan menahan berat nya kerinduan

Teringat wajah yang sedih
Dikala tiada yang menyapa
Bertatap disebelah tembok
Melirik pepohonan yang akan roboh
Hanya terdiam tanpa suara
Duduk diam diatas kursi kecil dan mungil

Berangan-angan ia datang dengan senyuman
Wajah berseri-seri
Pipi berwarna merah
Melangkah dengan lengkohan yang menawan
Hah, imajinasi tinggi
Meratapi fantasi
berambisi


1 Komentar untuk "Sajak rindu dan puisi rindu"

Rindu..,
Terkadang datang begitu menggebu gebu, diusirpun tak mau.
Ditahanpun juga tak mampu.
Ya...
Itulah rindu...
Datang tak diundang pergi tak berpamitan...

Mohon untuk memberikan saran dan kritik demi penyempurnaan penulisan

Back To Top