Jalan setapak di malam hari |
Keanehan di
Malam Hari
Sabtu sore telah berlalu, waktu nya diriku pulang
dari perjalanan yang sangat seru. Di sudut senja diriku menghabiskan waktu
bersama teman-teman sekaligus sahabat sejatiku. Dia adalah angga dan dimas,
nama panggilan yang sering aku sebut. Kedua orang tersebut memanglah cukup
menarik untuk ku panggil dengan sebutan gundul
dan blegug. kedua teman ku itu sangat lihai dalam menangkap ikan, semua
jenis ikan dapat mereka tangkap kecuali ikan yang sudah mati. Tetapi bukan mereka
tak bisa menangkap namun mereka jijik (Tahu jijik juga mereka). Malam telah datang, waktu telah menunjukan pukul 8 malam, dimana kami berkumpul dirumah gundul (base camp). Tempat dimana kami berkumpul
untuk melanjutkan aksi mencari belut ditengah malam. Base camp yang kami sering
habiskan waktu malam tak jauh dari rumahku tepatnya dibelakang rumah. Ketika anak-anak
hendak berkumpul pasti mereka memanggil dari kejauhan, “puttttt putttt metuooo
kwe ki”(dalam bahasa jawa sehari-hari kami yang artinya putra keluarlah), “
yaaaaa” jawabku.
Aku pun segera keluar rumah tanpa meminta izin ibu dan bapak, karena keduanya sudah mengetahui kebiasaan malam ku dan juga tempat berkumpulku. Sesampai disana, teman-teman telah siap dengan peralatan yang biasa kami lakukan disetiap malam minggu yaitu senter, parang, pancing belut dan ember. Oke “wess siap kabeh to” (sudah siap semua?) diriku berkata. “ uwess” (sudah) jawab serentak, “ yo uwes gek ayo mangkat” ( ya sudah langsung saja berangkat) ujar blegug.
Aku pun segera keluar rumah tanpa meminta izin ibu dan bapak, karena keduanya sudah mengetahui kebiasaan malam ku dan juga tempat berkumpulku. Sesampai disana, teman-teman telah siap dengan peralatan yang biasa kami lakukan disetiap malam minggu yaitu senter, parang, pancing belut dan ember. Oke “wess siap kabeh to” (sudah siap semua?) diriku berkata. “ uwess” (sudah) jawab serentak, “ yo uwes gek ayo mangkat” ( ya sudah langsung saja berangkat) ujar blegug.
Ketika kami dalam perjalanan, tiba-tiba ada
seseorang yang berteriak entah itu siapa namun sangat keras kata yang keluar
dari mulut nya, “ woyyy rene-rene, cepet rene”(sini-sini, cepat sini), dengan
tergesa-gesa ia berkata. Gundul pun menjawabnya “ono opo lek”( ada apa om), kami
berlari mendekatinya. Sesampainya kami disana ia berkata “iki loo eneng kodok
mangan ulo’ ( ini ada katak makan ular), “ ooooalaaahhh lek lek, tak kiro enek
opo, woooo kereee jaraaann” (apa si om, dikira ada apa) dengan kesal si blegug
menjawabnya.
Aku pun bingung kenapa itu orang hal seperti itu aja
terheran-heran, seperti tidak pernah melihatnya saja. Si blegug pun kembali
berbicara” koyo ngono we ndadak mbengok-mbengok (seperti itu saja
teriak-teriak), “iyo kae, koyo wong gendeng” kataku.( wkwkwk sambil tertawa di
tengah perjalanan).
“woyy cok, delok en duwor mendunge peteng tenan
bulan ne we sampe ora ketok” (woy cuy, coba lihat diatas awan nya gelap sekali
sulan saja sampai tidak kelihatan), ujar anjas.
“iyo e cook mendunge peteng” (iya cuy awan nya gelap) ujar gundul.
“la pie cok” (terus bagaimana ini) ujar ku.
Kami pun berhenti memikirkan nya harus bagaimana
ini, hendak melanjutkan atau pulang.
“y uwes lah cok balek wae” (ya sudahlah pulang saja)
ujar ku lagi.
Dan pada akhirnya kami pun memutuskan untuk pulang
kerumahnya masing-masing meskipun tak satu pun belut yang kami dapat. Dengan kecewanya
kami melangkah kerumah.
Labels:
Cerita lucu
3 Komentar untuk "Cerita pendek yang lucu - Petualangan di malam hari"
Kurang membahana kisahnya
Membahana nya gimana, kasih saran dong hehe
ulo mangan kodok, uduk kodok mangan ulo.... wkwkkwk
Mohon untuk memberikan saran dan kritik demi penyempurnaan penulisan