Dunia Mahasiswa

Puisi essai - Kemilau Desa Pulau Panggung Semende Darat Laut


ilustrated muara enim

Kemilau Desa Pulau Panggung Semende Darat Laut
Pagi berkabut dan dingin yang menghujam kerelung batin
Udara dingin dan beku dari waktu ke waktu
Dipadang rumput yang hijau menjulang ditengah lapangan
Bukit-bukit berderet dipinggiran[1]

Matahari muncul riuh orang berdatangan
Menghangatkan badan ditengah-tengah lapangan
Ditemani dengan rumput panjang yang bergoyang-goyang

Semende darat laut desa pulau panggung [2]
Desa yang indah dan riang pemandangan
Menatap awan putih dan masyarakat yang dermawan

Baik hati tidak hanya sekali namun berkali-kali[3]
Sosok ramah yang menggugah jiwa
Senyum manis dan sapa indah semua warga
Bocah-bocah riang dan mesra bermain-main
Ditengah lapangan yang berisikan tenda-tenda [4]
Tenda yang membelakangi pemandangan
Terlihat jelas keindahan jika dilihat dari depan
Memukau kemilau pandangan mata

Anton Hengki Saputra
Seorang mahasiswa IAIN CURUP semester lima
Yang menjadi koordinator lapangan waktu itu
Semua permasalahan lapangan
ia yang mempertanggungjawabkan nya
Kebutuhan dan peralatan tenda ia yang sediakan
Dan yang lain membantu untuk menegakan
Tenda-tenda yang cukup besar
Sehingga membuat yang lain menjadi gempar
Tenaga yang digunakan pun begitu terkuras
Keringat yang mengalir pun begitu deras
Karena terik matahari yang begitu panas

Belum terselesaikan
Memasang tenda yang begitu besar
Dengan jumlah yang tidak sedikit
Sampai tubuh lemas dan terkepar[5]

Ade[6] yang membantu memasang tenda
Ade yang  memasang pasak-pasak pada tenda
Dan ade juga yang memasangkan talinya
Semua tenda besar sudah ditegakan
Sebagian mencari bambu dan sebagian beristirahat
Untuk menegakan tenda yang kecil
Membutuhkan bambu yang panjang
Dan pasak-pasak yang bercukupan

Tujuh tenda akan ditegakan
Koordinator lapangan mengarahkan pemasangan
Dengan posisi yang memanjang
Tenda tersebut akhirnya terselesaikan
Dan anak-anak silat yang sedang latihan
Muda berakhak nama perguruannya
Bapak faisal [7]yang mendirikannya
Beliau adalah salah salah satu alumni IAIN CURUP
Yang sekarang berkerja disana
pegawai negeri sipil [8]dan S.Pd.i gelarnya

Sejak itu,
Tugas mulai dilaksanakan
Satu persatu dipanggil untuk terjun kelapangan
Masyarakat dan sekolah yang dimaksudkan
Speaker berbunyi keras
Memanggil satu persatu untuk berkumpul
Waktu telah menjelang siang
Sebagian mahasiswa kesal
Menunggu lama tugas yang telah diberikan
Namun belum juga dilaksakan
Karena menunggu
Menunggu diperintahkan
Mata yang terbuka memandang indahnya pemandangan
Menyejukan hati jika dirasakan
Tanpa mereka serasa sepi yang terbuai sebuah ilusi
Mencari cela untuk dapat terselesaikan
Permasalahan yang terus menerus berdatangan

Koordinator lapangan [9]pun kualahan
Ketika salah satu mahasiswa kerasukan
Dan beberapa yang sakit karena kecapekan

Malam itu sunggug mecengangkan
Sebagian orang berkumpul untuk menenangkan
Seorang gadis yang kerasukan
Pukul 11 malam
Dua mahasiswa pergi membeli makanan
Wahyu dan andri namanya
Dengan bahan penerang seadanya
Kedua mahasiswa itu nekat berjalan
Dengan jiwa yang tenang
Memebeli beberapa makanan ringan
Untuk dimakan bersama teman-teman
Malam yang sungguh menggembirakan
Ada yang asyik mengobrol, bermain catur
Dan juga bermain gitar
Meski suasana dingin [10]yang sangat mencengkam
Namun tak dapat mengalang
permainan ditengah-tengah malam
Disuatu penghujam waktu
Bakti konseling masyarakat
Berjalan dengan yang diharapkan
Dengan waktu kurang lebih seminggu
Dengan jiwa yang mempunyai bakat
Proses berjalan dan siap sukseskan

Gempar menghadapi proses yang sedang berjalan
Dengan semangat yang membakar
Hantam  untuk dihajar
Rasaletih bukan penghalang
Jiwa pemudalah yang selalu membangkitkan
Begitulah perjalanan BAKOMAS itu nak ujar dosen[11]
Diulangi lagi “indahnya itu ketika  semua akan berakhir”
Sebuah desa yang mengesankan
Dari jejak peristiwa
Anak-anak dan pemuda
Beriringan demi kesuksesan
Tidak ada lampaban tangan
Yang menadakan ketidaksanggupan
Semua berkerja keras
Mahasiswa harus bisa
Tanpa menyerah

Derita,
Ya, sungguh menderita
Senang,
Ya, susah senang bersama
Ego,
Hilangkan, bukan saatnya untuk bermain
Tidak ada kasur
Hanya alas yang tipis
Tidur,
Nyenyak seperti kasur dihotel
Tak ada bedanya
Keduanya sama
Tergantung hati yang merasaknya

Bekerja sama adalah utama
Merapikan tenda yang belum sempurna
Semua berkerja
Dengan suasana yang ceria
Dan hati yang gembira
Semua terbereskan
Tanpa sebuah ocehan
Yang tidak ada artinya
Entah siapa berkata
Tetapi ada dan nyata
Bukan hanya omongan kosong saja

Salah satu mahasiwa
Mengeluh karena tidak tahan
Dengan keadaan yang sangat tertekan
Ia berkata
“Cepatlah malam dan siang, supaya cepat pulang”
Behari –hari ia mengeluh
Dengan perasaan yang tertekan
Hati yang peluh
Dan mulut yang terbungkam
Tak berani mengkritik
Hanya dapat memberi saran
Tak berani bertindak
Hanya bisa mengelak

Mahasiswa harus pandai bertindak
Berorasi dan mengeksekusi      
Jatuh atau bangkit
Untuk melajutkan perjuangan
Bukan hanya omong kosong
Ataupun janji-janji yang tidak ditepati
Permasalahan emang selalu ada
Setiap waktu, setiap saat bahkan setiap detik
Namun tidak banyak orang mengetahui itu

Suatu ketika, tak tahu harus berbuat apa
Terlihat nampak baik
Nampak kebersamaan
Nampak kekeluargaan
Itu pun terlihat dari luar
Baiknya jiwa tidak untuk diucap
Baiknya akhlak tidak perlu diungkap
Semua akan terlihat dari isi hati
Cara menyikapi dan pandangan yang mengasihi
Perjalanan memang masih panjang
Untuk melanjutkan tujuan
Menuju kesuksesan
BAKOMAS 2018 alhamdulilah sudah terselesaikan
Berjalan dan berproses seperti yang diharapkan
Benar pepatah yang sering diucapkan
Oleh sang inspirator muda
“Apa yang engkau tanam, itulah yang akan engkau tuai”[12]

Memaknai kalimat dalam setiap kata
Mengandung arti yang tak terkira
Seribu kata tak ada arti
Jika memandangnya tak tau makna yang berarti
Kebaikan ada pada diri dan jiwa ini
Jika berbuat baik
Maka kebaikanlahh yang akan diterima
Ya, itulah makna yang sesungguhnya

Dari pagi, siang dan akhirnya malam
Malam yang dingin
Diiringi dengan suara hewan yang melengking
Tak tau itu hewan apa
Yang ku tau itu ada
Dihutan yang rimba
Disebelah jejeran tenda-tenda
Seperti biasa
Makan malam telah tiba
Dengan sayur yang sama
Dari masakan yang sebelumnya
Hujan turun pada waktu itu
Suasana dingin semakin mengganggu
Ketika diri ini tertidur sangat pulas
Dengan jiwa yang lelah
Tak lagi raga ini menggugah
Terlelaplah sampai pagi hari

Melanjutkan perjalanan
Setiap pagi turun untuk sembayang[13]
Menghadap sang ilahi
Untuk berserah diri
Memohon akan kesehatan
Dan juga dimudahkan rezeki
Allah maha pengasih
Allah maha penyayang
Tidak ada yang tidak mungkin
Semua ada padanya
Berserah diri dan memohon
Itu adalah kunci satu-satunya

Kembali kerperjalanan
Au au au [14]
Mengerti dengan hal itu
Tak perlu dijelaskan
Banyak pepatah yang mengatakan
Hal semacam itu


Dijabo[15] badah[16]
Banyak burung berterbangan
Dan anjing berkeliaran
Ayam-ayam yang mencari makan
Sapi dalam kandang dikeluarkan
Suasana aman dan temtram
Menjadikan sejahtera warga sekitar

Batu tiking namanya
Lapangan yang menjadi tempat persinggahan
Berdirinya tenda-tenda
Dan tempat berkumpulnya para mahasiswa
Satu persatu warga berdatangan
Menyaksikan mahasiswa yang sedang berkegiatan
Satu persatu orang datang
Untuk berjualan makanan
Sekalian bercengkrama dengan senang
Nampak jelas wajah sang nenek
Senang dan ceria
Sambil menatap bumi perkemahan
Berjualan makanan dipinggir lapangan
Banyak mahasiswa yang datang membeli makanan
Mengobrol dengan asyik
Sekalian memperkenalkan kampus dan jurusan
Bimbingan dan Konseling Islam
Bahagianya sang nenek
Tertawa bersama para mahasiswa
Entah apa yang selanjutnya ia bicarakan
Yang pasti itu sungguh menyenangkan
Rumah nenek dibawah lapangan
Sambil berjualan makanan ringan
Nenek menjual makanan gorengan
Yang enak
Sedap, dan nikmat
Mengenyangkan pula,,,hehehe
Baik sekali hati sang nenek
Memperbolehkan mahasiswa
Izin untuk membersihkan diri
Mandi? ,,,ya, itu yang dimaksudkan

Mentari pagi tak bersinar lagi
Sesudah hujan deras
Suasana dinginlah yang dirasakan
Semua kedinginan
Mengambil selimut untuk menghangatkan badan

Lelaki
Yaa,, sangat senang jika dihidangkan kopi
Dan sedikit roti untuk menemani hari
Meskipun belum mandi
Semangatnya seperti api
Membara tak ada habisnya

Hujan rintik-rintik berjatuhan
Hari-hari dingin selalu dirasakan
sesampai
Kerelung tulang
Membekukan darah
Rahang yang menahan
Dingin yang tidak ketulungan

Seperti biasa
Panas mencengkam
Muka memerah
Badan kepanasan
Terik matahari terlalu baik
Menyinarkan dan menerangkan
Namun
Diam-diam mematikan
Matahari
Indah warnanya
Namun tak dapat dipandang
Memukau kemilau
Menghiasi pemandangan
Tanpa matahari
Semua yang ada dibumi
Tidak indah dan menawan



Kegiatan lagi
Lagi
Dan lagi
Selalu itu yang diberi
Agar menjadi mahasiswa yang multi[17]
Multi talenta [18]“katanya
BKI
Bimbingan Konseling Islam jurusannya
Mengajarkan dan mendidik
Dengan sabar berpotensi baik
Nafrial M.Ed selaku ketua jurusan
Afrizal M. Pd dosen yang berperan
Kedua yang mempunyai pengaruh besar
Dalam mendidik dan mengajar
Sikap dan akhlak
Itulah yang menjadi pedoman
Dalam proses belajar dan mengajar

Budayakan 5S[19]
Senyum
Sapa
Salam
Sopan
Santun

Senyum manis
Sapa indah
Salam ceria
Sopan perilakunya
Santun tindakannya

Hari terakhir
Pagi
Pagi menghiasi alam yang terbuka
Embun pagi menyertai
Dinginnya suasana hati
Orang-orang bergegas
Melanjutkan aktifitas
Senyum manis
Keluh kesah
Dihati selalu berkerah
Sambut-menyambut
Langkah demi langkah
Senyum
Menyapa kata yang indah

Cerianya hari
Diiringi sinar mentari
Alam mengajariku
Suasana menemaniku
Rumput-rumput menjadi saksi bisu

Indahnya dunia
Sampai tak kuasa
Menahan rasa
Yang banyak dosa
Berbuat baik dengan sesama
Sikap,
Yang awalnya manis
Kini berubah drastis
Menjadi kisah tragis
Tak baik untuk bercerita
Orang-orang yang telah berkerja

20 desember 2018
Hari terakhir kegiatan BAKOMAS















[1] Deretan bukit yang ada di desa Semende Darat Laut berwana hijau kebiruan yang sangat menggugah mata untuk tetap memandang. Pemandangan yang ada didesa itu sangatlah khas, sebuah desa yang dikelilingi oleh bukit-bukit yang indah pemandangannya. Tak ingin mata untuk mengalihkan pandangan dari sebuah pemandangan yang indah itu. Siapa yang tidak ingin melihat pemandangan yang begitu indah dan sangat memukau  disekeliling mata.
[2] Semende darat laut adalah sebuah kecamatan tepatnya di kab.muara enim ,tempat yang menjadi persinggahan para mahasiswa BAKOMAS IAIN CURUP jurusan Bimbingan dan konseling islam. Di desa pulau panggung, lapangan batu tingking.
[3] Masyarakat SDL yang sangat ramah dan juga bermawan yang membantu kegiatan kami (16 desember 2018)
[4] Tenda adalah tempat untuk persinggahan terhindar dari panas dan hujan. Yang dijadikan sebagai pengganti rumah ketika dalam perjalanan atau pergi ditempat yang jauh dari rumah sanak saudara, dan berpergian dalam jumlah orang yang sangat banyak ( aktivitas kegiatan).
[5] Tekepar adalah bahasa yang sering digunakan oleh penduduk semende darat laut ataupun digunakan oleh penduduk warga provinsi sumatera selatan.
[6] Ade yaitu bahasa yang digunakan oleh masyarakat Semende darat laut yang artinya ada.
[7] Bapak faisal adalah salah satu alumni IAIN CURUP dengan jurusan Bimbingan dan Konseling alumni pertama jurusan tersebut. Yang sekarang tinggal didesa pulau panggung, kec. Semende darat laut.
[8] PNS atau pegawai negeri sipil adalah tenaga kerja yang tanggung jawab oleh pemeritah pusat (sipil).
[9] Semua yang mengatur permasalahan yang ada dilapangan dalam kegiatan tersebut. Dan tanggung jawab koordinator lapangan sangatlah besar karena yang bertanggung jawab atas segalanya
[10] Suasana dingin yang menjadi ciri khas desa pulau panggung, semende darat laut. Dengan dikelilingi ole bukit-bukit yang menjulang akan indahnya pemandangan membuat desa itu menjadi bermakna akan masyarakat nya yang begitu ramah.
[11] Bapak afrizal adalah seorang dosen yang sering memberikan semangat kepada para mahasiswa yang berkeluhkesah ketika proses BAKOMAS sedang berlangsung. Ia adalah salah satu dosen jurusan Bimbingan Konseling Islam yang aktif dengan mahasiswanya
[12] Sebuah pepatah yang sering diucapkan oleh mahasiwa semester 7 yaitu Muhammad sigit. S. dapat kita maknai dari kalimat tersebut bawasanya mempunyai makna yang sunggu mendalam dan baik jika kita terapkan untuk sebuah motivasi diri kita.
[13] Sembayang adalah kata yang sering diucapkan oleh orang atau penduduk jawa kasar, dengan arti sholat.
[14] Dalam bahasa asli  semenda Au dengan arti Ya. Sering digunakan ketika menjawab dengan kata Ya.
[15] Dijabo dalam bahasa semende yang artinya didepan atau yang dimaksudkan saat ini adalah diluar rumah, atau didepan rumah.
[16] Ibid,. dengan arti Rumah
[17] multi-/mul·ti-/ bentuk terikat 1 banyak; lebih dari satu; lebih dari dua
[18] talenta/ta·len·ta/ /talĂ©nta/ n pembawaan seseorang sejak lahir; bakat: Allah telah menganugerahkan -- , memberi kekuatan dan petunjuk
[19] 5S adalah hal yang dibudayakan dalam Bimbingan dan Konseling Islam. Karena hal yang baik haruslah dilakukan, sebagai kewajiban konselor muda yang menjadi suatu bahan akhlak dalam kehidupan.


0 Komentar untuk "Puisi essai - Kemilau Desa Pulau Panggung Semende Darat Laut"

Mohon untuk memberikan saran dan kritik demi penyempurnaan penulisan

Back To Top